Selasa, 26 April 2011

Trend Pendidikan Mendatang


Kita semua pasti merasakan resah dan gelisah melihat kenyataan banyaknya penyimpangan perilaku berbagai kalangan, seperti korupsi, kolusi, nepotisme, konflik, pornografi, mengonsumsi obat terlarang, dan bahkan juga teror dengan menggunakan bom. Anehnya, perilaku yang menyimpang dan merusak tatanan sosial itu dilakukan oleh berbagai kalangan, mulai darti lapisan bawah hingga lapisan atas.

Perilaku menyimpang ini tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa, anak-anak usia sekolah mulai dari Sekolah Dasar sampai perguruan tinggi, acap kali sering kita dengar dan saksikan di sekitar kita, di tetangga kita, di koran, bahkan di tayangan televisi hampir setiap hari kita disuguhi berita perilaku yang menyimpang.

Yang lebih menyedihkan lagi beberapa tahun terakhir ini lembaga pemasyarakatan agak kewalahan karena daya tampung LAPAS tidak mampu memenuhi pandatang baru. Bahkan ada kecenderungan semakin over load. Kita bisa lihat di LAPAS Tasikmalaya yang kapasitasnya (http://www.pikiran-rakyat.com/node/138637) hanya 150 orang, harus dipaksakan diisi 416 penghuni. Ini baru di kota kecil seperti Tasikmalaya belum lagi di kota-kota Besar.

Kalau sekitar tahun 1970 an waktu saya masih SD, kebetulan kantor polisi tidak jauh dari tempat saya bermain, kadang-kadang iseng melihat penghuni di tahanan kantor polisi, hampir semua penghuni sudah berusia dewasa dan kondisi ekonomi dalam keadaan miskin. Kita bisa berasumsi bahwa tahanan 40 tahun yang lalu melakukan penyimpangan karena alasan ekonomi, karena perut yang kosong, karena demi kebutuhan sehari-hari.

Kini penghuni penjara tidak hanya orang dewasa, anak usia remaja makin banyak saja jumlahnya, alasan kejahatan tidak lagi didominasi sebab ekonomi, namun sudah bergeser karena alasan profesi.

Sungguh prihatin melihat perkembangan generasi kita dari tahun ke tahun, sehingga seharusnya kita tertantang untuk membuat suatu pengamatan untuk mengetahui akar pemasalahannya.

Jika kita amati selama 20 tahun terakhir terhadap para pelajar dan para lulusan sekolah di tiap jenjang mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi, dan ternyata dari tahun-ke tahun menunjukkan suatu peningkatan grafik jumlah anak-anak yang bermasalah ketimbang anak-anak yang berhasil.

Ini jelas fenomena yang perlu segera disikapi oleh semua pihak, tidak hanya pemerintah, kita semua harus berbuat sesuatu. Kita harus segera mencari akar permasalahan ini. Apakah karena kurangnya harmonisasi dalam keluarga atau kesalahan dalam sistem pendidikan kita atau amburadulnya sistem politik kita ?

Benarkah anak-anak yang bermasalah berasal dari keluarga yang berantakan? penuh masalah juga ? Benarkah sekolah sekolah kita mampu mengatasi anak-anak bermasalah ? Kebanyakan sekolah di lingkungan kita akan menolak anak-anak yang bermasalah, bahkan akan mengeluarkan dari sekolah jika membuat masalah. Kebanyakan sekolah sekolah kita tidak mampu menjadi jalan keluar bagi anak-anak yang bermasalah.

Sekolah yang mestinya bertanggung jawab pada pendidikan anak (kerena mengklaim sebagai lembaga pendidikan) ternyata hanya menjadi lembaga Penerbit Ijasah yang memaksa anak untuk mengikuti kurikulum yang kaku dan sudah ketinggalan zaman. Guru-guru yang diharapkan menjadi pengganti orang tua yang bermasalah tapi ternyata tidaklah lebih baik dari pada orang tua si anak yang bermasalah tadi.

Guru-guru lebih suka memberikan pelajaran dari pada mendidik dan melakukan pendekatan psikologis untuk bisa membantu memecahkan masalah anak-anak muridnya. Guru-guru juga lebih suka saling melempar tanggungjawab ketimbang merasa ikut bertanggung jawab terhadap anak yang katanya bermasalah.

Beberapa tahun yang lalu banyak masyarakat yang berpandangan jika punya anak yang bermasalah akan dipondok pesantrenkan, dititipkan kepada Kyai. Mengirim anak ke Pondok Pesantren dianggap sebagai hukuman bagi anak, karena dianggap nakal.

Kini trend orang tua siswa sudah jauh berbeda dibanding yang dulu. Menitipkan pendidikan anak di pondok pesantren adalah sebuah pilihan. Pilihan yang harus dilakukan karena tanggung jawab orang tua terhadap masa depan anak-anaknya. Orang tua menganggap pendidikan di pondok pesantren mampu mengantarkan anak memiliki karakter yang kuat, jiwa kemandirian, tirakat, serta ajaran toleransi dan kebersamaan.


Kini pondok pesantren tidak hanya mendidik santri mempelajari hal-hal yang bersifat keagamaan (tafakku fiddin), namun santri yang sekaligus siswa mendapatkan ilmu umum (tafaku fiddun_ya). Beberapa Pondok Pesantren kini melebarkan sayap tidak hanya terpaku mengembangkan ilmu salaf.

Pondok Pesantren kini juga membuka kelas SD, SMP, SMA dengan kurikulum Kemendiknas. Seperti yang dilakukan oleh sebagian besar pondok pesantren di Pulau Jawa. Bahkan akhir-akhir ini banyak pondok pesantren membuka SMK dengan berbagai jurusan, karena desakan wali santri.

Semoga kita bisa menjadi orang tua yang bisa mengantarkan anak-anak yang berhasil, ilmunya bermanfaat, bukan anak-anak yang bermasalah. amien. Bsj

Minggu, 24 April 2011

Siswa SMK Al Munawwariyyah Sujud Syukur


Siswa SMK Al Munawwariyyah dipandu KH.Maftuh Said, melaksanakan Sujud Syukur telah selesai mengikuti Ujian Sekolah dan Ujian Nasional 2011, Pengumuman kelulusan pada tanggal 16 Mei 2011 jam 12.00

Selasa, 01 Februari 2011

Susi Pudjiastuti, Berawal Bakul Ikan Jadi 50 Pesawat Terbang

Susi Air

Susi Pudjiastuti, Berawal Bakul Ikan Jadi 50 Pesawat Terbang

Memang setiap orang memiliki kisah sukses mereka masing-masing, dan salah satu orang sukses yang ceritanya bisa memotivasi kita adalah seorang wanita yang tadinya hanya punya bakul ikan, bahkan pada saat pinjam uang ke bank dibilang gila, sampai akhirnya memiliki banyak pesawat terbang. Untuk memiliki bakul ikan tersebut akhirnya dia menjual cincin satu-satunya sebagai modal awal. Keputusannya keluar dari sekolah saat masih berusia 17 tahun sangat disesalkan oleh kedua orang tuanya. Namun, berkat keuletan dan kerja kerasnya, kini Susi Pudjiastuti memiliki 50 pesawat dan pabrik pengolahan ikan yang berkualitas untuk melayani kebutuhan ekspor.

Namanya Susi Pudjiastuti, Presiden Direktur PT ASI Pudjiastuti yang bergerak di bidang perikanan dan PT ASI Pudjiastuti Aviation yang merupakan operator penerbangan Susi Air. Rambutnya ikal kemerahan, suaranya serak-serak, namun pembawaannya supel.

Bukan hanya bahasa Inggris fasih yang keluar dari mulutnya saat berbincang dengan para pilotnya yang bule. Susi – panggilan akrabnya – juga menggunakan bahasa Sunda dan sesekali bahasa Jawa kepada pembantu-pembantunya.

“Saya suka belajar bahasa apa aja. Yang penting bisa buat marah dan memerintah. Sebab, dengan itu, saya bisa bekerja,” ujarnya sambil lantas tertawa.

Saat ini, wanita kelahiran Pangandaran, 15 Januari 1965 tersebut, memiliki 50 unit pesawat berbagai jenis. Di antaranya adalah Grand Caravan 208B, Piaggio Avanti II, Pilatus Porter, serta Diamond DA 42. Kebanyakan pesawat itu dioperasikan di luar Jawa seperti di Papua dan Kalimantan.

“Ada yang disewa. Namun, ada yang dioperasikan sendiri oleh Susi Air. Biasanya dipakai di daerah-daerah perbatasan oleh pemda atau swasta,” jelas wanita yang betis kanannya ditato gambar burung phoenix dengan ekor menjuntai itu.

Susi tak mematok harga sewa pesawat secara khusus. Sebab, hal itu bergantung pelayanan yang diminta pihak penyewa. Biaya sewanya pun bermacam-macam, tapi rata-rata antara USD 400 sampai USD 500 per jam.

“Kadang ada yang mau USD 600 sampai USD 700 per jam. Perusahaan minyak mau bayar USD 1.000 karena beda-beda level servis yang dituntut. Untuk keperluan terbang, semua piranti disediakan Susi Air. Pesawat, pilot, maupun bahan bakar. Jadi, itu harga nett mereka tinggal bayar,” tegasnya.

Bakat bisnis Susi terlihat sejak masih belia. Pendirian dan kemauannya yang keras tergambar jelas saat usia Susi menginjak 17 tahun. Dia memutuskan keluar dari sekolah ketika kelas II SMA. Tak mau hidup dengan cara nebeng orang tua, dia mencoba hidup mandiri. Tapi, kenyataan memang tak semudah yang dibayangkan.

“Cuma bawa ijazah SMP, kalau ngelamar kerja jadi apa saya. Saya nggak mau yang biasa-biasa saja,” ujarnya.

Kerja keras pun dilakoni Susi saat itu. Mulai dari berjualan baju, bed cover, hingga hasil-hasil bumi seperti cengkeh. Setiap hari, Susi harus berkeliling Kota Pangandaran menggunakan sepeda motor untuk memasarkan barang dagangannya. Hingga, dia menyadari bahwa potensi Pangandaran adalah di bidang perikanan. “Mulailah saya pengen jualan ikan karena setiap hari lihat ratusan nelayan,” tuturnya.

Pada 1983, berbekal Rp 750 ribu hasil menjual perhiasan berupa gelang, kalung, serta cincin miliknya, Susi mengikuti jejak banyak wanita Pangandaran yang bekerja sebagai bakul ikan. Tiap pagi pada jam-jam tertentu, dia nimbrung bareng yang lain berkerumun di TPI (tempat pelelangan ikan). “Pada hari pertama, saya hanya dapat 1 kilogram ikan, dibeli sebuah resto kecil kenalan saya,” ungkapnya.

Tak cukup hanya di Pangandaran, Susi mulai berpikir meluaskan pasarnya hingga ke kota-kota besar seperti Jakarta. Dari sekadar menyewa, dia pun lantas membeli truk dengan sistem pendingin es batu dan membawa ikan-ikan segarnya ke Jakarta. “Tiap hari, pukul tiga sore, saya berangkat dari Pangandaran. Sampai di Jakarta tengah malam, lalu balik lagi ke Pangandaran,” ucapnya mengenang pekerjaan rutinnya yang berat pada masa lalu.

Meski sukses dalam bisnis, Susi mengaku gagal dalam hal asmara. Wanita pengagum tokoh Semar dalam dunia pewayangan itu menyatakan sudah tiga kali menikah. Tapi, biduk yang dia arungi bersama tiga suaminya tak sebiru dan seindah Pantai Pangandaran. Semua karam.

Dari suaminya yang terakhirlah, Christian von Strombeck, si Wonder Woman ini mendapat inspirasi untuk mengembangkan bisnis penerbangan. “Dia seorang aviation engineer,” lanjutnya.

Christian merupakan seorang ekspatriat yang pernah bekerja di IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara yang sekarang bernama PT DI, Red). Awal perkenalannya dengan lelaki asal Prancis itu terjadi saat Christian sering bertandang ke Restoran Hilmans milik Susi di Pantai Pangandaran. Berawal dari perkenalan singkat, Christian akhirnya melamar Susi. “Restoran saya memang ramai. Sehari bisa 70-100 tamu,” katanya.

Dengan Christian, Susi mulai berangan-angan memiliki sebuah pesawat dengan tujuan utama mengangkut hasil perikanan ke Jakarta. Satu-satunya jalan, lanjut Susi, adalah dengan membangun landasan di desa-desa nelayan. “Jadi, tangkap ikan hari ini, sorenya sudah bisa dibawa ke Jakarta. Kan cuma sejam,” tegas ibu tiga anak dan satu cucu tersebut.

Berbeda jika harus memakai jalur darat yang bisa memakan waktu hingga sembilan jam. Sesampai di Jakarta, banyak ikan yang mati. Padahal, jika mati, harga jualnya bisa anjlok separuh.

“Kami mulai masukin business plan ke perbankan pada 2000, tapi nggak laku. Diketawain sama orang bank dan dianggap gila. ‘Mau beli pesawat USD 2 juta, bagaimana ikan sama udang bisa bayar,’ katanya,” ujar Susi.

Barulah pada 2004, Bank Mandiri percaya dan memberi pinjaman sebesar USD 4,7 juta (sekitar Rp 47 miliar) untuk membangun landasan, serta membeli dua pesawat Cessna Grand Caravan. Namun, baru sebulan dipakai, terjadi bencana tsunami di Aceh. “Tanggal 27 kami berangkatkan satu pesawat untuk bantu. Itu jadi pesawat pertama yang mendarat di Meulaboh. Tanggal 28 kami masuk satu lagi. Kami bawa beras, mi instan, air dan tenda-tenda,” ungkapnya.

Awalnya, Susi berniat membantu distribusi bahan pokok secara gratis selama dua minggu saja. Tapi, ketika hendak balik, banyak lembaga non-pemerintah yang memintanya tetap berpartisipasi dalam recovery di Aceh. “Mereka mau bayar sewa pesawat kami. Satu setengah tahun kami kerja di sana. Dari situ, Susi Air bisa beli satu pesawat lagi,” jelasnya.

Perkembangan bisnis sewa pesawat miliknya pun terus melangit. Utang dari Bank Mandiri sekitar Rp 47 miliar sekarang tinggal 20 persennya. “Setahun lagi selesai. Tinggal tiga kali cicilan lagi. Dari BRI, sebagian baru mulai cicil. Kalau ditotal, semua (pinjaman dari perbankan) lebih dari Rp 2 triliun. Return of investment (balik modal) kalau di penerbangan bisa 10-15 tahun karena mahal,” katanya.

Susi tak hanya mengepakkan sayap di bisnis pesawat dan menebar jaring di laut. Sekarang, dia pun merambah bisnis perkebunan. Meski begitu, dia mengakui ada banyak rintangan yang harus dilalui. “Perikanan kita sempat hampir rugi karena tsunami di Pagandaran pada 2005. Kami sempat dua tahun nggak ada kerja perikanan,” tuturnya.

Untuk penerbangan rute Jawa seperti Jakarta-Pangandaran, Bandung-Pangandaran dan Jakarta-Cilacap, Susi menyatakan masih merugi. Sebab, terkadang hanya ada 3-4 penumpang. Dengan harga tiket rata-rata Rp 500 ribu, pendapatan itu tidak cukup untuk membeli bahan bakar. “Sebulan rute Jawa bisa rugi Rp 300 juta sampai Rp 400 juta. Tapi, kan tertutupi dari yang luar Jawa. Lagian, itu juga berguna untuk mengangkut perikanan kami,” ujarnya.

Susi memang harus mengutamakan para pembeli ikannya, karena mereka sangat sensitif terhadap kesegaran ikan. Sekali angkut dalam satu pesawat, dia bisa memasukkan 1,1 ton ikan atau lobster segar. Pembelinya dari Hongkong dan Jepang setiap hari menunggu di Jakarta. “Bisnis ikan serta lobster tetap jalan dan bisnis penerbangan akan terus kami kembangkan. Tahun depan kami harap sudah bisa memiliki 60 pesawat,” katanya penuh optimisme.

sumber : http://ime.web.id/

Jumat, 28 Januari 2011

Membuat Sendiri Gelang Statis


pada saat merakit komputer,kita pasti brhubungan dengan pasang memasang komponen komputer,contohnya: RAM(Read Only Memory), CPU( Central Processing Unit), VGA( Video Graphics Array).dll
contoh-contoh tersebut sangat rawan kerusakan, jika kita memegang atau menyentuh baian logam atau conektor. kita dapat membuat komponen tersebut tidak panjang umur.
untuk membuat komponen tersebut agar tetap awet..kita harus memakai gelang statis. dikarenkan di dalam tubuh kita terdapat aliran listrik statis yang harus kita netralkan bila kita sedang merakit komputer.cara menetralkan aliran listrik statis dengan menggunakan helang anti statis..
kita dapat membuat nya deng bahan-bahan yang sederhana dan tidak mahal. karena jika kita membeli gelang tersebut,,harganya mencapai lebih dari Rp. 100.000..
bahan dan alat yang diperlukan adalah..

bahan- bahan yag diperlukan:
  1. jepit mulut buaya 1 buah
  2. selongsong skun 1 buah
  3. kabel scerm 1,5m/2 m
  4. elastis 20 cm
  5. skun kabel yang ujungnya berbentuk bulat 1 buah
  6. kancing baju logam 1 buah. kancinya yang besar
  7. pengait tas 1 buah

alat-alat yang dibutuhkan:
  1. solder
  2. timah
  3. penitik
  4. jarum,,
  5. benang
  6. palu
  7. tang bengkok
cara membuat:

  1. kupas kedua ujung kabel
  2. Letakkan salah satu ujung kabel pada skun , jepitkan kedua siripnya dengan tang agar kabel tidak lepas dari skun. Solder kabel dengan skun agar lebih kuat. Masukan selong song skun pada kabel dengan posisi menghadap ke ujung skun.
  3. solderlah salah satu ujung kabel dengan mulut buaya.
  4. masukkan selongsong dari ujung kabel yang satunya dan solderlah sekun dengan kabel
  5. Jahitlah elastis dengan kretekan
  6. pasanglah kancing logam pada sekun yang akan dipasangkan pada elastis bagian tengah. Pukulah kancing logam dengan palu.gar dapat terkunci
  7. Jahitlah salah satu ujung elastis dengan pengait tas, berfungsi sebagai penguncigelang dengan tangan. Lalu pasngkan selongsong dengan skun aatupun jepit mulut buaya.
  8. gelang elastis sudah jadi.kita tinggal memakainya di tangan dengan menempelkan kreteken.
sumber artikel : http://mcandika.blogspot.com/

Jumat, 07 Januari 2011

KISI-KISI UN SMK TEKNIK 2011

Ini kisi-kisi soal UN SMK TEKNIK 2011
silahkan download di sini
1. Kisi-kisi soal un SMK 2011 mata pelajaran bahasa indonesia
2. Kisi-kisi soal un SMK 2011 mata pelajaran bahasa inggris
3. Kisi-kisi soal un SMK 2011 mata pelajaran matematika

SOAL UN MATEMATIKA SMK TEKNIK 2011

Berikut ini soal-soal latihan UN MATEMATIKA untuk SMK TEKNIK 2011.
silahkan download.

1. http://onlinelesson.eu/wp-content/uploads/2010/08/latihan-un-paket1-matematika-smk-teknik-kode-01.pdf
2. http://onlinelesson.eu/wp-content/uploads/2010/08/latihan-un-paket2-matematika-smk-teknik-kode-02.pdf

soal UN SMK 2011

Berikut ini soal-soal latihan UN Bahasa Inggris untuk SMK 2011.
silahkan download.

1. latihan-un-paket1-bahasa-inggris-smk-kode-01.pdf
2. latihan-un-paket2-bahasa-inggris-smk-kode-02.doc

dan berikut ini link kunci jawabannya.
1. latihan-un-paket1-bahasa-inggris-smk-kode-01
2. latihan-un-paket2-bahasa-inggris-smk-kode-02

soal UN SMK 2011

berikut ini soal-soal latihan UN Bahasa Indonesia untuk SMK 2011.
silahkan download.

1. http://onlinelesson.eu/wp-content/uploads/2010/08/latihan-un-paket1-bahasa-indonesia-smk-kode-01.pdf
2. http://onlinelesson.eu/wp-content/uploads/2010/08/latihan-un-paket2-bahasa-indonesia-smk-kode-02.pdf

di link berikut kunci jawabannya
1. http://onlinelesson.eu/wp-content/uploads/2010/08/kunci-latihan-un-paket1-bahasa-indonesia-smk-kode-01.pdf
2. http://onlinelesson.eu/wp-content/uploads/2010/08/kunci-latihan-un-paket2-bahasa-indonesia-smk-kode-02.pdf